Widget HTML #1

Biografi Dewi Sartika dalam Bahasa Inggris dan Artinya


BIOGRAFI DEWI SARTIKA - Selamat pagi semuanya~ selamat datang kebali di ruang belajar kami, I just wanna tell you that you have made a very good decision to stop by in our class guys. Semoga hari ini lebih baik dari hari kemarin. Seperti biasa, kita lagi – lagi akan kembali dengan pembahasan bahasa Inggris pastinya. Belum ada yang emnyerah untuk memperdalam bahasa Inggris kalian kan? Atau belum ada yang menyerah untuk lagi – lagi praktik bahasa Inggris secara asli di kehidupan nyata kan? Karna jika kalian merasa jengah dan ingin menyerah kami akan selalu ada untuk kembali mengingatkan kalian betapa kalian sudah jauh berjalan.

Tidak ada yang berhak berhenti untuk mengedukasikan diri, edukasi tidak didapat hanya di dalam sekolah, pendidikan bisa didapat dimana saja dan dari siapa saja. Pelajaran yang paling berharga yang dapat kita dapatkan adalah pelajaran kehidupan. Begitu banyak pelajaran yang kita dapat sembari menjalani kehidupan bukan? Bertemu dengan banyak orang asing di pasar, tanpa kita sadari kita dapat ilmu – ilmu bermanfaat dalma memilik sayuran segar atau resep masakan baru. Ini salah satu bukti bahwa manusia tidak pernah bisa berhenti dari yang namnya ‘Belajar”.

Berbiacara tentang edukasi mari kita kenalan dengan salah satu pahalawan edukasi Indonesia di bawah in yuk?

Biografi Dewi Sartika dalam Bahasa Inggris dan Artinya


Dewi Sartika was born to Sundanese noble parents, R. Rangga Somanegara and R. A. Rajapermas in Cicalengka, on 4 December 1884 (Dewi Sartika lahir dari orang tua yang sangat ternama berketurunan Sunda, R. Rangga Somanegara dan R.A. Rajapermas di Cicalengka pada 4 Desember 1884). As a child, after school she often pretended to be a teacher while playing with her friends (saat kecil, dia sering bermain dengan teman – temannya berperan sebagai seorang guru).

Her Parents was caughted and exiled to ternate (Maluku), after that she lived with her uncle (orang tuanya ditangkap dan diasingkan ke Ternate (Maluu)). She received an education in Sundanese culture while under his care, while her knowledge of Western culture was passed on to her from the wife of a resident assistant (Dia menerima pendidikan berdasarakan kebudayaan Sunda selama dia dalam asuhan pamannya). In 1899, she moved to Bandung (pada tahun 1899 dia pindah ke Bandung).

She was a pioneering figure for Women education (Dia pejuang untuk pendidikan bagi kaum wanita). She had been approved as one of Indonesia female pioneer in 1966 by Indonesian Government (Pemerintah Indonesia mengesahkan Dewi Sartika sebagai salah satu pahlawan Indonesia pada tahun 1966). She was really eagered fight for women education (Dia begitu semangat memperjuangkan pendidikan untuk para wanita). On 16 January 1904, she founded a school named Sekolah Isteri at Bandung Regency's Pendopo which later was relocated to Jalan Ciguriang and the school name changed to Sekolah Kaoetamaan Isteri (Wife Eminency School) in 1910 (para 16 Januari 1904, dia mendirikan sekolah bernama Sekolah Isteri di Bandung yang mana kemudian di pindahkan ke jalan Ciguriang dan nama sekolahnya berganti menjadi Kaoetamaan Isteri (sekolah untuk para istri) ).

In 1912, there were nine Sekolah Kaoetamaan Isteri in cities or regencies in West Java (half of the cities and regencies), and in 1920 all of cities and regencies had one school (pada tahun1912, terdapat 9 sekolah Kaoetamaan Isteri di kora dan dan kabupaten di Jawab barat (di sebagain kota dan kabupaten), dan pada tahun 1920 terdapat satu sekolah di semua kota dan kabupaten). In September 1929, this school changed its name to Sekolah Raden Dewi (Pada tahun 1929, sekolah ini kembali berganti nama menjadi Sekolah Raden Dewi). She tried hard to educated girls so that they can become good housewives, be able to stand alone, soft, and skilled (Dia begitu keras berusaha untuk memberi pendidikan kepada para anak wanita agar mereka dapa menjadi istri yang baik, lemah lembut, dan terampil). So for that, she gave many lessons related to household development (dia telah memberikan banyak pelajaran yang berkaitan dengan masalah rumah tangga).

One of her biggest supporter is her husband Raden Kanduruan Agah Suriawinata, which has motivated her and help her in good thoughts (salah satu pendukung terbesanya adalah suaminya yaitu Raden Kanduran Agah Suriawinata, yang memotivasi dan membantunya untuk memberikan pemikiran – pemikiran yang baik). She died on 11 September 1947 at Cineam, Tasikmalaya while she was evacuating from Bandung due to Independence war (Dewi Sartika tutup usia pada 11 September 1947 di Cineam, Tasikmalaya ketika dia di evakuasi dari Bandung karena perang memperjuangkan kemerdekaan).


Begitu banyak wanita – wanita hebat yang memperjuangkan kehidupan yang layak untuk kamu para wanita di masa depan. Jangan pernah menganggap bahwa jalan kamu sudah berakhir hanya karna satu kegagalan saja. Tidak ada yang gagal dalam hidup ini selama kita selalu ingin bangkit dan berusaha dari awal setiap kali kita terpuruk. Wanita penerus bangsa, kalian harus tahu bahwa masa depan bagsa ada di tangan kalian, edukasikan diri kalian sebanyak mungkin karna saat ini begitu banyak ruang yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan ilmu. Ditangan wanita juga terdapat tanggung jawab yang besar untuk mendidik anak – anak bangsa.