Widget HTML #1

Biografi Pangeran Antasari dalam Bahasa Inggris Singkat dan Artinya


Pangeran Antasari merupakan pejuang Indonesia yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di tahun 1850an. Seperti yang kita ketahui bahwa belanda sudah menjajah rakyat Indonesia lebih dari 3 setengah abad lamanya. Selama itu rakyat – rakyat Indonesia terdahulu mencari cara, menyusun strategi, mengorban nyawa dan raga untuk dapat kembali merebut rumah mereka sendiri. Dibawah naungan beranda Indonesia bahkan memiliki nama Ducth East Indies. Lewat nama ini Belanda menyatakan bahwa tanah Indonesia adalah kepemilikan mereka. Berikut biografi singkat pangeran Antasari;

Biografi Pangeran Antasari dalam Bahasa Inggris dan Artinya


Nation of Sultan Tamjid (or Tamjidillah), instead of Prince Hidayat (or Hidayatullah), as the replacement to Sultan Adam in Banjar in 1859 (Bangsa Sultan Tamjid (atau Tamjidillah), bukan bangsa daripengeran Hidayat (Atau Hidayatullah), sebagai pengganti Sultan adam di Banjar pada tahun 1859); Tamjidillah's coronation was backed by the Dutch colonials (penobatan Tamjidillah didukung oleh Kolonial Belnda), who were looking to sow unrest and discord to make their attempts to take over Borneo easier (yang mana menyebabkan keributan dan perselisihan agar mereka dapat merebut Borneo dengan mudah).

As Antasari wanted to repel the Dutch, he cooperated with the leaders of Martapura, Kapuas, Pelaihari, Barito, and Kahayan (sebagaimana Antasari ingin mengusir bangsa Belanda, dia bekerjasama dengan para petinggi Martapura, Kapuas, Pelaihari, Barito, dan Kahayan). He was also aided by Hidayatullah and Demang Leman (dia juga mendapat bantuan dari Hidayatullah dan Demang Leman). On 18 April 1859, the Banjarmasin War broke out between Antasari's alliance, which was able to field some 6,000 armed men, and the Dutch (pada 18 April 1859, Perang Banjarmasin di mulai anatara aliansi Antasari, yang mana beranggotakan 6000 tentara bersenjata, dan orang – orang Belanda).

The war took place mainly in South and Central Kalimantan (Perang tersebut terjadi di daerah Kalimantan selatan dan tengah). Antasari's forces attacked the Dutch in Gunung Jabuk and also the Dutch coal mines in Pengaron (Tentara Antasari menyerang tentara Belanda di gunung Jabuk dan juga di penggalian batu bara belanda di Pengaron). Meanwhile, his allies attacked other Dutch posts (sementara, para sekutu menyerang pos Belanda yang lainnya).

They also attacked Dutch ships, killing Lieutenants Van der Velde and Bangert when they sank the ship Onrust in December 1859 (mereka juga menyerang kapal Belanda, membunuh Van der Velde dan Bangert ketika mereka menenggelamkan kapal Onrust pada Desember 1859). Antasari rejected Dutch attempts to negotiate an end to the war, in which they offered him wealth and power in exchange for his surrender (Antasari menolak permintaan Belanda untuk bernegosiasi dan mengakhiri perang, sebagai gantinya mereka menawarkan kekayaan dan kekuasaan kepada Antasari sebagai tanda kekalahan mereka).

In early August 1860, Antasari's forces were in Ringkau Katan (Pada awal Agustus tahun 1860, pasukan Antasari berada di Ringkau Katan). They were defeated in a battle on 9 August, after Dutch reinforcements had arrived from Amuntai (Mereka kalah dipeperangan pada tanggal 9 Agustus, setelah balan bantuan untuk Belanda datang dari Amuntai). Hidayatullah was exiled to Java, but Antasari, together with Prince Miradipa and Tumenggung Mancanegara, defended Tundakan fort on 24 September 1861 (Hidayatullah di asingkan ke Pulau Jawa, tetapi Antasari, bersama dengan pangeran Miradipa dan Tumenggung Mancanegara, mengalahkan benteng di Tundakan pada 24 September 1861).

He also defended a fort in Mount Tongka on 8 November 1861 with Gusti Umar and Tumenggung Surapati (dia juga mengalahkan benteng pertahanan Belanda di Gunung Tongka pada 8 November 1861 bersama dengan Gusti Umar dan Tumenggung Surapati). In October 1862, Antasari was planning a big attack (pada oktober 1862, Antasari berencana untuk melakukan penyangan besar). However, an outbreak of smallpox led to his death on 11 October 1862 (namun, pecahnya wabah cacar membuatnya menjemput ajal dan tutup usia pada 11 oktober tahun 1862). He was buried in Banjarmasin; and several other resistance leaders, from different periods, were later buried there; the place was later named the Antasari Heroes' Cemetery (Antasari dikuburkan di Banjarmasin; dan beberapa pemimpin lainnya, dari berbagai periode, yang kemudian dikubur disana; tempat pemakan tersebut diberi nama kuburan Pahlawan Antasari).

After Antasari's death, his son, Muhammad Seman, continued his struggle against the Dutch (setelah kematiannya, anak lelakinya, Muhammad Seman, melanjutkan perjuangannya melawan Belanda). The resistance ended with Seman's death in 1905 (namun perlawanan tersebut berakhir ketika Seman meninggal pada 1905). Antasari was given the title 'Panembahan Amiruddin Khaliful Mukmin' on 14 March 1862 by his people (Antasari diberi julukan “Panembahan Amuruddin Khaliful Mukmin’ oleh rakyatnya pada 14 Maret tahun 1862), which made him a religious leader for his people (yang mana membuatnya menjadi sosok pemimpin yang religious untuk rakyatnya).

He was declared a National Hero of Indonesia in 1968 by President Suharto through presidential decree No. 06/TK/1968 (Dia kemudian dinobatkan sebagai Pahlawan Indonesia oleh President Suharto pada tahun 1968 berdasarkan keputusan presiden No.06/TK/1968). In the mid-1990s a documentary on Antasari's life was made (pada pertengahan tahun 1990an dokumneter kehidupan Antasi dibuat).


Tidak sulit untuk kita menjadi pahlawan selanjutnya untuk melanjutkan kerja keras para pejuang terdahulu. Jaga kebineka tunggaikaan kita, perbedaan suku, agama, dan budayalah yang membuat Indonesia menjadi Negara kaya dimata dunia. Jadilah bangsa yang tetap menjaga kekayaan hakiki yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Jangan pernah berpecah belah, karna bersatu kita teguh bercerai kita pasti akan runtuh.