Widget HTML #1

Contoh Cerita Kisah Nabi Luth A.S. dalam Bahasa Inggris dan Artinya


KISAH NABI LUTH - Kisah para Nabi disebutkan dalam kitab suci untuk menjadi pelajaran bagi seluruh kaum umat manusia selama bumi masih berputar. Al-quran menyebutkan banyak pelajaran berharga orang – orang sebelum kita sebagai contoh hidup yang dapat kita tarik pelajarannya. Ketika suatu masa umat manusia dihadapakan pada sebuah dilema yang sulit untuk diselesaikan, yang sulit untuk menemukan jalan keluarnya, maka janganlah menyerah dengan mencari jalan pintas, bacalah Al-quran, karena al-quran merupakan gudang jawaban dari semua kegundahan yang dimiliki umat manusia.

Tanpa buang – buang waktu lagi, mari langsung saja kita lihat cerita singkat dari kisah Nabi Lut (AS) dan kaunya yang dikenal sebagai kaum Sodomi;

Contoh Cerita Kisah Nabi Luth dalam Bahasa Inggris dan Artinya


God sent all the Prophets to their people with one message, to worship God alone and not to associate anything or anyone with Him. However, God sent Prophet Muhammad to all of humankind (Allah mengirimkan Nabi untuk umat manusia dengan satu pesan, untuk menyembahnya saja dan bukan hal – hal lain. Namun, Allah mengirimkan Nabi Muhammad untuk seluruh umat manusia). Although his message was the same, he came with a new law, one to cover all people, in all places, at all times, even into a distant future continuing to the Day of Judgement (walaupun ajarannya juga sama, dia datang dengan hokum yang baru, satu untuk seluruh umat maniusia, di seluruh tempat, selamanya, bahkan di pada masa depan samapi hari kiamat datang). The revelation of different chapters of Quran was often in response to a particular event or experiences of the Prophet and his followers. The stories in the Quran teach lessons, provide the historical background of humankind, and demonstrate the nature of God. The story of Prophet Lot is one that is particularly pertinent in the 21st century (wahyu dari berbagai ayat dalam alquran sering ditanggapi dalam kejadian – kejadian atau pengalaman tertentu dari Nabi dan pengikutnya. Cerita – cerita dalam Al- Quran mengajarkan pelajaran, menjelaskan sejarah kehidupan manusia, memertunjukkan siapa Tuhan sebenarnya. Cerita dari Nabi Lut adalah salah satu cerita yang bersangkut paut dengan abad ke 21).

In many cities across the world, it is unsafe to walk down the streets, even in daylight. Murder is rife, identities stolen, and drugs abound. Nowadays most children in high school have already encountered drug users and sellers (di begitu banyak kota di seluruh dunia, tidak aman untuk kita berjalan di jalan pada malam hari, bahkan saat siang. Pembunuhan yang marak, pencurian identitas, dan obat – obatan terlarang yang berlimpah. Saat ini banyak dari anak – anak di SMA menjadi pemakai obat – obatan atau bahkan menjadi penjual). Alcohol is freely available at corner stores, even though it is responsible for the break up of families, domestic violence and the corrosion of society. Paedophilia is rampant, as is child pornography and human trafficking (Alkohol yang di jual bebeas di sudut pasar, walaupun ini menjadi alasan dari keluarga yang berantakan, kekerasan dalam rumah tangga dan kerusakan dalam masyarakat. Pedofilia merajalela, sama halnya dengan pornography dan penjualan manusia). Degenerate lifestyles are accepted and even thought of as normal. This description paints a picture of a scary, out of control world, but is it really so different from the time of Prophet Lot? (gaya hidup yang bobrok di terima dan bahkan dianggap normal. Diskripsi ini menunjukkan gambaran yang menakutkan, dunia yang tidak dapat di control, tapi apakah ini berbeda dari masa Nabi Lut (AS)?)

The people of Lot lived in a society very similar to our own. It was corrupt, the people had no shame, criminals and criminal activity abounded, and those passing through the town of Sodom risked robbery and physical abuse. The overall atmosphere of the town was not one of a cohesive society. The people of Lot were without morals, without standards and without shame (kaum Nabi Lut hidup dalam masyarakat yang sangat sama dengan masa kita saat ini. Korupsi, manusia tidak punya malu, criminal dan kejahatan tidak diperdulikan, dan semua orang yang melewati kota Sodom akan beresiko mengalami perampokan dan kekerasan fisik. Keadaan di dalam kota tersebut bukanlah keadaan masyarakat yang sehat. Kaum Lut tidak bermoral, tidak memiliki panutan dan tidak memiliki rasa malu) . The homosexuality that abounded did not exist in a vacuum, it was part of a lifestyle that not only allowed, but also encouraged vice and corruption (homoseksual yang begitu berlimpah bukanlah sesuatu yang hadir begitu saja, ini merupakan bagian dari gaya hidup yang tidak hanya diterima, namun juga mendorong kejahatan dan korupsi). It was to this town that God sent Prophet Lot; his message was to worship God alone. However, embedded in worship are the desire and the willingness to obey God’s commandments? The people of Sodom were content with their corrupt ways and had no desire to curb them. Lot became an annoyance and his words were ignored (untuk kota inilah Allah mengutus Nabi Lut; pesannya adalah untuk menyembah tiada lain selain Allah. Namun, apaksh tertanam dalam ibadah merupakan keinginana untu mematuhi perintah Allah? Kaum Sodom puas dengan cara hidup mereka dan tidak ada keinginan untuk mengekang mereka).

Prophet Lot called the people to give up their criminal activities and indecent behaviour but they refused to listen. Lot confronted his people and admonished them. He pointed out their corruption, their criminal activities and their unnatural sexual behavior (Nabi Lut memerintahkan orang – orang untuk meninggalkan aktivitas kriminal merka dan perbuatan tidak senonoh namun mereka menolak untuk mendengar. Lut menentang kaumnya dan telah memberikan teguran. Dia menyebutkan korupsi, perbuatan kriminal dan perlakuan sex mereka yang menyimpang). In the last 20 or 30 years, it has become common to talk of homosexuality as a natural way of life, however according to God’s law and in all three heavenly religions, (Judaism, Christianity and Islam) this is not acceptable (sekitar 20 atau 30 tahun terakhir ini, homoseksual merupakan percakapan yang sudah biasa dalam hidup, bagaimanapun berdasarkan hokum Allah dan berdasarkan 3 agama Allah(Yahudi, Kristen, dan Islam) ini tidak dapat diterima). The new idea that homosexuality is somehow genetically determined is also rejected by Islam. Quran clearly states that the people of Sodom were the first to practice this sexual aberration (ide baru tentang homoseksual yang mengatakan bahwa ini merupakan bawaan genetik tidak dapat di terima dalam Islam. AL- quran dengan jelas mengatakan bahwa masyarakat Sodom merupakan manusia pertama yang melakukan kegiatan penyimpangan seksual).

The people of Sodom had reached such a level of degradation they no longer had any shame. They would commit their unnatural acts in public or in private. Satan was amongst them, and as is his way, he made their actions appear fair and wholesome (kaum Sodom sudah mencapai level yang paling buruk dengan tidak memiliki rasa malu lagi. Mereka akan melakukan sex meyimpang mereka baik di muka umum atau di tempat tertutup. Setan berada diantara mereka, dan dengan caranya, dia membuat perilaku mereka tampak baik – baik asaj adan sehat). When Lot insisted they change their evil ways, they wanted to drive him out of town, as if by calling to purity, he was the one committing a great sin. The people of Sodom said to Lot, “If you cease not, O Lot! Verily, you will be one of those who are driven out!” (Quran 26:167) Lot openly expressed his anger and fury at the evil deeds and unnatural acts and called on God to save him and his family from the evil of the people of Sodom (ketika Nabi Lut berkeras ingin mereka merubah perlakuka bejat mereka, mereka malah ingin menyeret Lut keluar dari kampong, seolah yang mereka lakukan adalah hal yang suci, Lut lah yang melakukan dosa besar. Kaum Sodom berkata kepada Lut (AS) “Jika kamu tidak berhenti oh Lut! Sesungguhnya kamu akan menjadi satu – satunya orang yang akan ditendang keluar kampong!”(Quran 26;167) Lut benar – benar marah terhadap para makhluk yang berlaku setan ini dan pada pekerjaan tidak senonoh mereka dan meminta kepada Allah untuk menyelamatkannya dna keluarganya dari setan dan kaum Sodom).

Prophet Lot continued to suffer due to the wicked ways and unnatural behaviour of the people around him, yet he patiently continued to deliver his message. He called the people to give up their wicked ways and obey the One God, worshipping Him alone. However, the townspeople continued to mock and belittle Lot, and even taunted him by challenging him to bring God’s torment upon them (Nabi Lut terus mendapatkan kesulitan karena ulah dan tingkah mereka disekitarnya, namun dia dengan sabar terus menyampaikan pesan Allah. Dia mereka tidak berhenti meminta orang – orang untuk berhenti malakukan perbuatan keji mereka dan patuh kepada Allah, menyembah tidak lain selain Allah. Namun, masyarakat tersebut terus – menerus mengejek dan meremehkannya, dan bahkan mengejeknya dengan menantang Lut untuk membawa siksaan Allah ke depan wajah mereka) . The story of Lot, in both the Bible and the Quran hold remarkable similarities. However, Islam completely rejects the notion that Prophet Lot would offer his own daughters to the town’s people (cerita Nabi Lut (AS), baik didalam injil ataupun AL-quran memiliki kesamaan. Bagiamanapun, islam benar – benar menolak gagasan Nabi Lut yang ingin menawarkan putrinya untuk masyarakat Sodom). The scholars of Islam explain that when Lot used the word “daughters” he meant the women of Sodom. He was demanding that the men of Sodom seek sexual fulfilment in lawful marriages (para ulama menjelaskan ketika Lut menggunakan kata “Anak perempuan” yang dia maksudkan adalah para wanita dari Sodom. Dia menuntut para laki – laki Sodom mencari kepuasan seksual pada hubungan pernikahan).

The messengers allayed the fears of Prophet Lot and instructed him to gather his family and leave the town of Sodom that night. Lot walked at the rear of his family to assure no one looked back on the towns of Sodom (para malaikat meredakan ketakutan Nabi Lut dan menyuruhnya untuk mengumpulkan keluarganya dan meninggalkan kota Sodom pada saat malam hari. Lut berjalan dibelakang anggota keluarganya dan meyakinkan mereka untuk tidak menoleh ke belakang ke kampong Sodom). Lot’s wife remained behind and was afflicted by the punishment along with the wrong doers and wicked townspeople. The Quran describes the punishment as an awful cry that turned the town upside down and rained stones of baked clay. Thus, the pages were closed on the people of Lot (istri Lut tinggal dan menderita dengan hukuman bersama dengan kesalahan yang sudah dilakukannya dan orang – orang Sodom. Al-Quran mendeskripsikan siksaan yang begitu menyiksa sehingga membuat kota tersebut terbalik dan hujan batu dari tanah liat yang panas. Dan itu merupakan penutuapan dari cerita kaum Lut). Their names were erased from historical memory. The punishment that God promised, and Prophet Lot warned about, happened, for surely God keeps His promises. He promises severe punishment for the wrongdoers and Paradise is the reward of the righteous. Lot and his family walked into the sunrise and Quran mentions them no more (nama – nama mereka dihapus dari sejarah. Hukuman yang dijanjikan Allah, dan yang sudah di peringatkan oleh Nabi Lut, terjadi, dan Allah menjaga janjinya. Allah menjanjikan hukuman yang begitu parah bagi mereka yang merupakan pendosa dan surge merupakan bayaran bagi mereka yang budiman. Nabi Lut (AS) dan keluarganya menuju akhir yang bahagia dan nama mereka dikenang dalam Al-quran).

---*---

Sebagai makhluk yang sudah diciptakan Allah dengan sempurna, sepatutnya kita patuh dan mendengarkan perintah sang pencipta. Namun, sudah menjadi sifat natural manusia yang membangkang dan ingkar terhadap peratuhan yang Allah berikan kepada kita. Semoga kisah – kisah orang – orang terdahulu dapat memberikan kita pencerahan bagi hidup untuk menuju ke jalan yang lebih baik. Semoga hari kalian menyenangkan dan sampai bertemu lagi di pelajaran selanjutnya~