Widget HTML #1

Contoh Cerita Kisah Nabi Ibrahim dalam Bahasa Inggris dan Artinya


KISAH NABI IBRAHIM - Assalamualaikum good people, how is live going on recently. I know it has been hard but stay safe still and don’t stop to reach goal even the situation limit your motion lately. Selamat datang kembali di ruang belajar kami, seperti biasa kami tidak akan menyianyaikan waktu kalian dengan menyajikan informasi yang tidak memberi kontribusi untuk peningkatan ilmu pengetahuan. Hari ini kita kembali dengan melatih bahasa Inggris dengan kisah para Nabi messenger of Allah SWT.

Kali ini kita akan melihat pengorbanan Nabi Ibrahim untuk seorang yang dicintainya. Allah menguji rasa cintanya yang begitu besar kepada putranya dan keimanannya kepada Allah. Tanpa buang – buang waktu lagi, mari kita lihat pengorbanan besar Nabi Ibrahim yang mengubah sejarah untuk hidup yang kita rasakan saat ini;

Contoh Cerita Kisah Nabi Ibrahim dalam Bahasa Inggris dan Artinya


One night Ibrahim had a bad dream. He dreamt Allah told him to sacrifice Ismail. Ibrahim thought it was Shaytan playing nasty tricks on him. The next night Ibrahim had the same horrid dream (suatu malam Ibrahim bermimpi. Dia bermimpi Allah mengatakan padamya untuk mengorbankan Ismail. Ibrahim berfikir itu hanyalah setan yang hendak bermain – main dengannya. er. Malam berikutnya Ibrahim memiliki mimpi yang sama).

Ibrahim knew that Allah would only ask him to do such a thing if he had good reason. Even though he loved his son dearly, he was prepared to do this difficult thing for Allah. Ibrahim told Ismail they had to go to Mount Arafat. He took a knife and a rope with him. On the way they passed a place called Mina (Ibrahim tahu bahwa Allah hanya memintanya untuk melakukan sesuatu hanya untuk alasan yang baik. Walaupun dia begitu mencintai anaknya, dia mempersiapkan diri untuk melakukan hal tersebut atas nama Allah. Ibrahim mengatakan pada Ismail mereka harus pergi ke gunung Arafat. Dia membawa pisau dan tali bersamanya. Dalam perjalanan mereka melewati tempat yang bernama Mina).

The devil, Shaytan, came to Ibrahim and tried to talk him out of sacrificing his son. Ibrahim turned his back on him and would not listen. When they reached Mount Arafat, Ibrahim told Ismail what Allah wanted him to do. Ismail listened and accepted what was to happen. He was an exceptional child (setan, datang kepada Ibrahim dan mencoba untuk membujuknya perihal pengorbanan anaknya. Ibrahim mengacuhkannya dan tidak mendengarkan apapaun yang dikatakan setan. Ketika mereka sampai di bukit Arafat, Ibrahim mengatakan pada Ismail apa yang diinginkan Allah. Ismail mendengarkan dan menerima apa yang akan terjadi. Dia memang anak luar biasa).

He too was a great prophet. Ismail told his father to tie his hands and legs and blindfold himself so he would not struggle and make his father even more upset than he was going to be and Ibrahim was blindfolded so he would not see his son suffer. Ibrahim did as Ismail had said. He then took the knife and did what Allah had told him to do (dia juga merupakan seorang Nabi. Ismail mengatakan pada ayahnya untuk mengikat tangan dan kakinya dan menutup matanya sehingga dia tidak merasakan kesakitan dan itu membuat ayahnya semakin merasa sedih dan Ibrahim juga menutup matanya sehingga dia juga tidak akan melihat anaknya yang menderita. Ibrahim melakukan sesuai permintaan Ismail. Ia kemudian mengambil pisau dan melakukan apa yang diperintahkan Allah kepadanya).

When he took the blindfold from his eyes he looked down, not at his son but at a dead ram. Ismail was at his side. Ibrahim was afraid. He thought he had disobeyed but then he heard a voice telling him not to worry. Allah looks after his followers. Ibrahim and Ismail had passed a difficult test (ketika dia membuka penutup mata dari kedua matanya dan melihat kebawah, dia tidak melihat jasad anaknya. Ismail berdiri di sampingnya. Ibrahim ketakutan. Dia mengira dia sudah tidak taat kepada perintah Allah namun kemudian dia medengar suara yang mengatakan kepadanya untuk tidak khawatir. Allah menjaga umatnya. Ibrahim dan Ismail sudah berhasil meleati ujian yang diberikan Allah kepada mereka).

Each year, during the month of Dhul Hijjah, many Muslims, from all over the world, travel to Makkah. They want to remember what Ibrahim and Ismail did. In the month of Dhul Hijjah these pilgrims go to Makkah, Mina and Arafat. They visit places where Ibrahim and Ismail lived and preached (setiap tahun, selama bulah Dhul Hijjah, begitu banyak muslim, dari seluruh dunia, datang ke Mekkah. Mereka ingin mengingat apa yang suda Ibrahim dan Ismail lakukan. Pada bulan Dhul Hijjah para peziarah datang ke Mekkah, Mina dan Arafat. Mereka mengunjungi tempat dimana Ibrahim dan Ismail tinggal dan menyebarkan perintah Allah).

They give a sacrifice just as Allah commanded Ibrahim to do. The pilgrims sacrifice animals in memory of the deed. We must obey Allah's commands as Ibrahim and Ismail did. We obey by doing the things we know are right, praying, obeying our parents and always telling the truth (mereka berkorban sesuai seperti yang diperintahkan Allah kepada Ibrahim. Para peziarah mengorbankan binatang untuk mengenang kejadian tersebut. Kita harus mematuhi perintah Allah seperti yang sudah di lakukan Ibrahim dan Ismail. Kita mematuhi segala perintah yang kita tahu itu adalah hal yang benar, solat, mematuhi orang tua dan selalu berkata jujur).

---*---

Dari cerita diatas kita dapat melihat betapa besar pengorbanan yang dilakukan Ibrahim. Melepas seorang yang dicintainya untuk menaati perintah Allah. Cintanya yang tulus kepada Allah membuat Allah membayarnya dengan sesuatu yang begitu berarti. Karna ketakwaan Ibrahim lah, sampai saat ini kita dapat berkorban dengan binatang ternak bukan dengan anak yang kita cintai. Dari Ibrahim juga kita tahu bahwa cinta Allah kepada umatnya begitu besar dan adil.