Widget HTML #1

Cerita Legenda Roro Jonggrang Dalam Bahasa Inggris dan Artinya


STORY TELLING RORO JONGGRANG - Seorang Putri yang cantik selalu memiliki kisah tersendiri dibalik hidupnya. Seperti deretean putri Disney yang selalu hidup dalam ingatan kita sampai hari ini, semua dari mereka memiliki cerita sendiri di balik kehidupan yang sudah mereka jalani. Begitu juga dengan putrid- purti yang muncul dari legenda Indonesia, semua dari mereka memiliki kisahnya masing – masing. Roro Jonggrang merupakan salah satu putri yang lahir dari legenda candi Prambanan yang sangat terkenal di daerah jawa tengah. Merupakan salah satu tempat wisata yang paling terkenal bagi turis dalam dan luar negri, Prambanan menyimpan kisah tersendiri.

Tanpa buang – buang waktu lagi mari kita lihat kisah singkat putri Roro Jonggrang yang dikutuk menjadi patung batu oleh seorang pria yang jatuh cinta kepadanya;

Cerita Legenda Roro Jonggrang Dalam Bahasa Inggris dan Artinya


Once upon a time, there was a prince named Raden Bandung Bondowoso, a son of Prabu Damar Moyo, a king of Pengging kingdom (pada zaman dahulu kala, terdapat seorang raja bernama Raden Bandung Bondowoso, seorang putra dari Prabu Damar Moyo, raja dari kerajaan Pengging). Raden Bandung Bondowoso was strong and powerful (Raden Bandung Bondowoso sangatlah kuat dan hebat). He was also a fine soldier and commander which always led his army won in every battle (dia juga seorang tentara dan komandan yang mana selalu memenangkan setiap pertempuran). It was why Pengging became powerful and prosperous kingdom (karena itulah Pengging menjadi kerajaan yang begitu makmur). Not far from Pengging kingdom, there was another kingdom named Keraton Boko (tidak jauh dari kerajaan mereka, terdapat kerjaan lain yang bernama Keraton Boko).

Kearton Boko kingdom was ruled by a king named Prabu Boko and his minister named Patih Gupalo (Kerajaan Keraton Boko dipimpin oleh raja bernama Prabu Boko dan mentrinya yang bernama Patih Gupalo). Both of them were giants who ate men (mereka berdua adalah raksasa yang memakan laki - laki). Even though Prabu Boko was a giant; he had a very beautiful daughter named Roro Jonggrang (walaupun Prabu Boko seorang raksasa; dia mempunya seorang anak perempuan yang sangat cantik bernama Roro Joggrang). One day, Keraton Boko kingdom wanted to attack the Pengging kingdom (Suatu hari, Keraton Voko ining menyerang kerajaan pengging). Parbu Boko wanted to expand his kingdom territory to make his kingdom more powerful and prosperous (Prabu Boko ingin memperluas daerah kekuasaan untuk membuat keradaannya lebih kuat dan makmur).

Prabu Boko and Patih Gupalo together with whole soldiers marched to the Pengging Kingdom (Prabu Boko dan Patih Gupalo dengan seluruh tentaranya berangkat ke Pengging). However, Raden Bandung Bondowoso had prepared his army to defend Pengging kingdom (Bagaimanapun, Raden Bandung Bondowoso sudah mempersiapkan tentaranya untuk melindungi kerajaan Pengging). The huge battle between Keraton Boko and Pengging could not be stopped anymore (pertengakran antara Keraton Boko dan Pengging tidak dapat dihindari lagi).

Raden Bandung Bondowoso was fine soldier and commander (Raden Bandung Bondowoso merupakan tentara dan komandan yang begitu hebat). Not only strong and powerful, he was also smart in making a strategy to win the battle (tidak hanya kuat, dia juga sangat pintar dalam membuat strategi untuk memenangkan pertempuran). Because of Raden Bandung Bondowoso’s strategy, the battle ended quicker than predicted (Karena Strategynya, pertempuran tersebut berakhir lebih cepat dari yang sudah di prediksikan). Keraton Boko’s army was cornered and annihilated (tentara Keraton Boko terpojokkan dan dimusnahkan) .

Prabu Boko was also died in the battle (Prabu Boko juga gugur dalam peperangan tersebut). Seeing his army was losing the battle, Patih Gupalo and the remaining soldiers retrieved from the battle and run back to Keraton Boko (melihat para tentaranya gugur di medan perang, Patih Gupalo dan para tentara yang tersisa mundur dari pertempuran dan kembali ke keratin Boko). However, Raden Bandung Bondowoso knew it (namun, Raden Bandung Bondowoso mengetahui hal itu). He then decided to hunt them down to the Keraton Boko and caught them (dia kemudian memutuskan untuk mengejar dan menangkap mereka ke Keraton Boko).

As he arrived in Keraton Boko, Patih Gupalo told everything to princess Roro Jonggrang, including her father death (setelah sampai kembali ke keratin boko, patih gupalo mengatakan segalanya kepada putri roro Jonggrang, termasuk kematian ayahnya). He also told her that Raden Bandung Bondowoso would come and destroyed Keraton Boko (dia juga mengatakan bahwa Raden Bandung Bondowoso akan datang dan menghancurkan keratin boko). Roro Jonggrang was sad but she needed to make an action to save her kingdom (Roro Jonggrang sangat sedih namun dia harus bertindak untuk menyelamatkan kerajaanya).

Raden Bandung Bondowoso finally arrived in Keraton Boko not long after Patih Gupalo (Bondowoso akhirnya sampai ke keratin boko tidak lama setelah Patih Gupalo). When he wanted to destroy Keraton Boko to draw out Patih Gupalo, Roro Jonggrang showed herself in front of Raden Bandung Bondowoso (ketika dia ingin menghancurkan keratin untuk membawa Patih gupalo, Roro Jonggrang muncul didepannya).

Roro Jonggrang beged him to stop (roro jonggrang memintanya untuk berhenti). Raden Bandung Bondowoso stood still, he had never heard beautiful voice as Roro Jonggrang (Bondowoso terdiam, dia tidak pernah mendengar suara seindah suara Roro Jonggrang). He look at her and her beauty touching his heart. He soon fell in love with her (dia menatap kearah roro dan kecantikannya menyentuh hati bondowoso. Dia langsung jatuh cinta pada pandangan pertama).

“Please stop. It’s enough. Please don’t destroy this kingdom. You’ve killed my father. Should it be enough? Please, end this war. I promise I will take no revenge.” Cried Roro Jonggrang.
“You are Roro Jonggrang, the daughter of Prabu Boko, aren’t you? So, the rumor is true. Your beauty is beyond compare. I will end this war right at the moment, but you should be my wife.” Proposed Raden Bandung Bondowoso. (‘kumohon berhenti. Sudah cukup. Jangan hancurkan kerajaannku. Kau sudah membunuh ayahku! Tidakkah itu sudah cukup? Tolong, hentikan peperangan ini. Aku berjanji tidak akan balas dendam.” Tangins roro jonggrang. “Kau roor jonggrang, putrid dari prabu boko, kan? Jadi, rumor itu benar. Kecantikanmu tidak tertandingin. Aku akan mengakhiri peperangan ini, tetapi kau harus menjadi istriku.” Raden Bandung Bondowoso melamarnya.)

Roro Jonggrang did not want to marry Raden Bandung Bondowoso, the man who killed her own father. But she did not have other option to save her kingdom. If she rejected Raden Bandung Bondowoso’s proposal, the kingdom would be destroyed and everyone would die. But if she accepted the proposal, she would live her whole life with the man who killed her father. She taught for a while and came out with an idea (Roro jonggrang tidak ingin menikahi bondowoso, pria yang sudah membunuh ayahnya. Tetapi dia tidak ada caralain untuk menyelamatakan kerajaannya. Jika dia menolak lamaran bondowoso, kerajaan ini akan di hancurkan dan semua orang akan mati. tetapi jika dia menerimanya, dia akan hidup seumur hidup bersama pria yang sudah membunuh ayahnya. Dia berfikir sejenak dan kemudian mendapatkan ide).

“I will accept your proposal and I will marry you. But I want you to make something for me. I want you to make a well and a thousand temples within a night. If you can finish it, I promise I will accept your proposal.” Promise Roro Jonggrang (“aku akan menerima lamaranmu dan akan menikah denganmu. Tetapi aku ingin kau membuat sesuatu untukku. Aku ingin kau membangun sumur dan seribu candi dalam satu malam. jika kau bisa menyelesaikannya, aku berjanji aku akan menerima lamaranmu” janji roro jonggrang kepada bondowoso).

Raden Bandung Bondowoso could not reject it. He had fallen in love with her. With all his strength and power, he summoned genies to help him. He started to make a well then continued to make a thousand temples. He worked so hard. He was sure; he could finish them even before dawn (Randen Bandung Bondowoso tidak dapat menolak. Dia sudah jatuh cinta kepadanya. Dengan segala kekuatan, dia memanggil para jin untuk membantunya. Dia mulai membangun seribu candi. Dia bekerja dengan begitu keras. Dia yakin, dia dapat menyelesaikan semuanya sebelum subuh.)

Worried that Raden Bandung Bondowoso would finish the work. Roro Jonggrang ordered girls to pound rice and burn stubbles in the east as sign that the morning had come. Raden Bandung Bondowoso surprised. He felt that it was not morning yet. He stopped his work and counted the temples. The total temples made were only 999 temples (cemas bondowoso akan menyelesakian pekerjaannya. Roro jonggrang menyewa gadis – gadis untuk menampi beras dan membakar tunggul sebagai tanda pagi sudah datang. Bondowoso terkejut. Dia merasa ini belum pagi. Dia berhenti bekerja dan menghitung candi yang sudah dibangunnya. Total candi yang sudah di buatnya sebanyak 999 candi).

Roro Jonggrang was happy; Raden Bandung Bondowoso could not finish his job. So she rejected Raden Bandung Bondowoso’s proposal. Raden Bandung Bondowoso smelt something fishy. He believed that it was not morning yet. Knowing Roro Jonggrang lied to him, Raden Bandung Bondowoso was mad (Roro Jonggrang sangat bahagia; Raden Bandung Bondowoso tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya. Jadi dia menolak lamaran bondowoso. Namun bondowoso mencurigai sesuatu. Dia percaya bahwa ini belum pagi. Mengetahui Roro Jonggrang berbohong kepadanya, bondowoso sangat marah).

He was mad because Roro Jonggrang did not appreciate what he had done. Angrily, he cursed Roro Jonggrang into a statue to complete his work. Roro Jonggrang then transformed become a stone statue that remain in Prambanan site for now, Central Java (dia sangat marah karena Roro Jonggrang tidak menghargai apa yang sudah dilakukannya. Dengan sangat marah, dia mengutuk Roro Jonggrang menjadi patung untuk melengkapi pekerjaanya. Roro Jonggrang kemudian berubah menjadi patung batu yang saat ini ada di Candi Prambanan, Jawa Tengah).

--*--

Pelajaran yang dapat kita tarik dari kisah legenda diatas adalah; bahwa janji harus ditepati. Setiap janji yang sudah terucap merupakan hutang yang harus kita lunasi. Dan, hargailah jerih payah seseorang tanpa mempermainkan perasaan mereka. Nah, semoga teman – teman semua dapat mengambil hikmah dari cerita diatas, ya. Sampai bertemu lagi di pembahasan selanjutnya.